TERORIS MUDA

PEMUDA, TERORIS, DAN BANGSA INDONESIA

DIAJUKAN UNTUK MENGIKUTI LOMBA KARYA TULIS ILMIAH
 PAPER WRITING COMPETITION
OLIMPIADE ILMU SOSIAL VIII (OIS) TINGKAT NASIONAL 2011

DISELENGGARAKAN OLEH BEM FISIP UI
Oleh :
MOCHAMMAD ILHAM ABDUL FURQON ( NIS : 091010083 )
NANANG ROIS ADNAN ( NIS. 091010022 )
WIRA LESMANA ( NIS : 091010095 )

PEMBIMBING :
YAYAH MARDIYAH, S.Pd











SMA NEGERI 1 CISARUA
JALAN TERUSAN KOLONEL MASTURI NOMOR 64 CISARUA
 KABUPATEN BANDUNG BARAT 40751
2011
LEMBAR PENGESAHAN

“PEMUDA, TERORIS, DAN BANGSA INDONESIA”

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah Paper Writing Competition
Olimpiade Ilmu Sosial VIII (OIS) Tingkat Nasional 2011


Diselenggarakan oleh BEM FISIP UI

Oleh:
Mochammad Ilham Abdul Furqon ( NIS : 091010083 )
Nanang Rois Adnan ( NIS. 091010022 )
Wira Lesmana ( NIS : 091010095 )

Cisarua, 10 Agustus 2011
diketahui,
Kepala SMAN 1 Cisarua,





Drs. Dadin Sasmita M.Ed
NIP: 195812261982031008

Guru Pembimbing,





Yayah Mardiyah, S.Pd
NIP: 196510141988032004


PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN CISARUA
SMA NEGERI 1 CISARUA
Jalan Terusan Kolonel Masturi Nomor 64 Cisarua Kabupaten Bandung Barat 40751
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Illahi Rabbi, Shalawat serta salam semoga tercurah pada Baginda Alam, Muhammad S.A.W. Khususnya, kepada kita selaku umat Beliau, Amiin.
            Sehubungan dengan adanya Lomba Karya Tulis Ilmiah Paper Writing Competition Olimpiade Ilmu Sosial VIII (OIS) Tingkat Nasional 2011 yang diprakarsai oleh BEM FISIP UI, penyusun bermaksud mengikuti lomba tersebut. Alhamdulillah penyusun berhasil menyusun sebuah Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pemuda, Teroris, dan Bangsa Indonesia”. Sengaja penyusun mengambil judul tersebut sebagai gambaran umum mengenai pengetahuan masyarakat, khususnya siswa-siswi SMA/Sederajat terhadap Teroris yang arak terjadi di Negara Indonesia.
            Dengan selesainya penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terkait yang membantu, baik moril maupun materil yang tentunya sangat membantu penyusun, di antaranya :
1.      BEM FISIP UI yang telah menyelenggarakan Lomba Karya Tulis Ilmiah Paper Writing Competition Olimpiade Ilmu Sosial VIII (OIS) Tingkat Nasional 2011, sehingga menjadi peluang besar bagi penyusun untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
2.      Drs. Dadin Sasmita, M.Ed. selaku Kepala SMAN 1 Cisarua Bandung yang telah menyemangati, memotivasi dan memberikan berbagai failitas sehingga Karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan.
3.      Yayah Mardiyah, S.Pd, selaku pembimbing yang telah membimbing, membantu, dan menyemangati penyusun.
4.      Teman-teman Asrama Bina Siswa SMA Plus Provinsi Jawa Barat dan semua pihak yang membantu, yang tidak dapat penyusun sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa di dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini memiliki banyak kekurangan, untuk itu mohon dimaafkan. Terima Kasih
Cisarua, Agustus 2011

                                                                                                                                       
                Penyusun

DAFTAR ISI

            HALAMAN JUDUL………………………………………………………..           i
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………           ii
KATA PENGANTAR………………………………………………………           iii
            DAFTAR ISI…………………………………………………………………          iv
RINGKASAN……………………………………………………………….           v
            BAB I    PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………..            1
1.2 Tujuan …………………………………………………………..            3
1.3 Rumusan Masalah ………………………………………………            3
BAB II   TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1  Sejarah Terorisme di Indonesia……………….............................            4
2.2  Para Pemuda Menjad target Teroris………...................................       5
2.3  Faktor Penyebab  pemuda menjadi pelaku teroris.............………           6
2.2.1.  Cara Teroris mengrekrut pemuda…………......…….......              10
2.4  Dampak yang akan terjadi……….……….…………………..            12
2.5  Solusi pemuda dalam pemecahan masalah.…………………..            12
BAB III TEHNIK PENGUMPULAN DATA
BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS DATA
BAB V  SIMPULAN DAN SARAN
5.1  SIMPULAN..…….....……………………................................              13
5.2  SARAN.......................................................................................             14
DAFTAR PUSTAKA……….……………………………….…...................           15
BIODATA PENYUSUN……………………………………........................           16
LAMPIRAN GAMBAR….………………………………………................           20

RINGKASAN
Fenomena banyaknya kaum muda yang terlibat dalam gerakan terorisme di Indonesia merupakan fenomena yang sangat menggelisahkan. Bagaimana tidak menggelisahkan, karena hal itu sangat bertolak belakang / kontradiktif dengan kecenderungan yang saat ini sedang terjadi di beberapa daerah yang selama ini banyak dilanda konflik. Dari serangkaian peristiwa terorisme yang hampir berlangsung selama satu dasawarsa (2000-2011) di Indonesia, perlu kita ketahui bahwa terorisme di zaman modern ini banyak macamnya, ada teror melalui surat, sms, telepon dan yang paling populer ialah teror bom. Masih teringat di dalam benak kita akan ledakan Bom Bali 12 Oktober sembilan tahun lalu. Tak lama kemudian terjadi ledakan bom di Kedubes Australia. Teror ini kembali terjadi dan mengguncang Bali, lalu ledakan di Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton, serta ledakan yang heboh yaitu bom buku. Semuanya mengguncang Indonesia terus menerus. Generasi muda atau pemuda merupakan sasaran empuk bagi perkaderan organisasi terorisme. Wajar saja, sebab masa muda merupakan masa di mana ide/paham baru bisa dengan mudah ditanam dalam pikiran mereka. Masa remaja juga ditandai dengan kepribadian yang masih labil. Mereka belum mempunyai prinsip diri yang cukup dan pegangan dalam membentengi diri dari ide/paham yang tidak benar.
Adapun faktor-faktor pendorong terbentuknya terorisme di Indonesia bukanlah semata-mata untuk kepentingan individu. Sebab, apabila dimotivasi untuk kepentingan individu, maka semestinya hal tersebut apa yang dilakukannya dan tindakannya tidak menyakitkan baik itu diri sendiri maupun orang lain. Adapun faktor-faktor yang mendorong terbentuknya terorisme.
  1. Faktor ekonomi
  2. Faktor sosial
  3. Faktor Ideologi
Adapun beberapa faktor umum penyebab para pemuda banyak yang menjadi pelaku teror di indonesia karena beberapa permasalahan yaitu :

1)      Frustasinya kaum muda karena banyaknya Sarjana yang menganggur.
2)      Korupsi yang terus menerus yang dilakukan pejabat pemerintah.
3)      Kurangnya perhatian dari orang tua.
4)      Kurangnya pengajaran agama.
5)      Ketidakadilan pemerintah dalam memimpin negara ini.



Adapun dampak yang terjadi terhadap pelaku teroris dan bangsa indonesia yaitu :
2.5.1        Untuk Para Pemuda
a)      Mereka tidak bisa menikmati indahnya masa remaja.
b)      Mereka tidak bisa melakukan apa yang dilakukan remaja seusianya.
c)      Karena para teroris telah mencuci otak mereka.
2.5.2        Untuk Negara Indonesia
a)      Dapat mencoreng nama baik negara kita di tingkat dunia.
b)      Para investor asing akan semakin takut untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
c)      Pengangguran semakin banyak dan lapangan kerja semakin menyempit.
d)     Pendapatan perkapita Indonesia semakin menurun dan menimbulkan krisis ekonomi.
Adapun solusi untuk mencegah perekrutan remaja dalam terorisme melalui beberapa faktor yaitu :
1.         Keluarga
2.         Masyarakat sekitar dan,
3.         Pemerintah.


           
PENDAHULUAN
1.1     LATAR BELAKANG

Kondisi sosial kemasyarakatan yang saat ini sedang terjadi di Indonesia sungguh merupakan kondisi yang sangat mencemaskan. Bagaimana tidak, dari hari ke hari kita selalu disuguhi dengan berita tentang terorisme. Dan yang paling menggelisahkan  hati adalah kenyataan bahwa mereka yang akhir-akhir ini diduga menjadi pelaku terorisme adalah anak-anak muda yang umurnya masih relatif belia. Fenomena apa ini ?
Fenomena banyaknya kaum muda yang terlibat dalam gerakan terorisme di Indonesia merupakan fenomena yang sangat menggelisahkan. Bagaimana tidak menggelisahkan, karena hal itu sangat bertolak belakang / kontradiktif dengan kecenderungan yang saat ini sedang terjadi di beberapa daerah yang selama ini banyak dilanda konflik. Intensitas konflik di Aceh, Maluku maupun Poso dari waktu ke waktu semakin mereda. Namun ternyata hal itu tidak diikuti dengan fenomena terorisme di Indonesia. Kita semua mengetahui, dari waktu ke waktu fenomena terorisme bukan semakin menurun tetapi malah semakin meningkat, meskipun kita juga mengetahui bahwa sebenarnya negara tidak tinggal diam terhadap masalah tersebut. Negara telah melaksanakan berbagai program/ kegiatan yang bertujuan untuk memerangi terorisme / kontra terorisme, namun ternyata semua itu belum membuahkan hasil. Bahkan fenomena terorisme semakin menggelisahkan karena sudah melibatkan kaum muda yang sebenarnya merupakan aset bangsa di masa depan.
Mengapa hal itu bisa terjadi ? Untuk mendapatkan jawaban yang benar atas pertanyaan tersebut tentu kita membutuhkan penelitian yang mendalam. Namun demikian, berdasarkan pengamatan kami semua itu terjadi karena semenjak era reformasi tidak tersedianya sebuah wadah / pendidikan yang mampu menuntun kaum muda untuk memegang teguh nilai-nilai demokrasi. Berbeda dengan kehidupan bangsa Indonesia di era 45 dan 65 yang mampu membentuk pemuda Indonesia menjadi manusia seutuhnya, manusia yang mampu memegang nilai-nilai demokrasi, kehidupan bangsa Indonesia saat ini yang diliputi dengan suasana kebebasan belum mampu membina kaum muda dengan baik. Hal itu terjadi karena selain karena tidak adanya pendidikan pembentukan karakter bagi kaum muda, juga semakin banyaknya informasi yang masuk secara bebas. Kaum muda Indonesia yang hidup pada masa sekarang ini dapat diibaratkan sebagai anak yang hidup di rumah tak berdinding, semua hal bisa masuk dan mempengaruhi karakter anak tersebut.   
Kaum muda adalah manusia yang masih mencari jati diri. Ia akan berusaha untuk mencari dan meniru segala hal yang dapat membuat mereka merasa memiliki identitas/ jati diri.  Keinginan untuk mencari yang muncul dalam diri kaum muda bukan merupakan masalah. Namun yang menjadi masalah adalah ketika dalam proses pencarian tersebut, akibat tidak adanya pendampingan, mereka menemukan sesuatu yang salah, nilai-nilai yang bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi, nilai-nilai yang tidak menghargai pluralisme dan sikap toleransi pada orang lain. Inilah sebenarnya akar  /sumber permasalahan terorisme yang selama ini membelenggu dan menghantui kehidupan  bangsa Indonesia, yaitu adanya nilai-nilai yang bertentangan dengan nilai demokrasi.

Oleh karena itu, selaku pemuda Indonesia kita harus dapat mengetahui, memahami dan mengerti akan keadaan bangsa indonesia saat ini, karena kita harus memberantas teroris untuk  membuktikan pemuda peduli Bangsa Indonesia.








1.2     RUMUSAN MASALAH
            Berbicara tentang teroris yang mengaitkan tentang pemuda tentunya mengundang banyak pertanyaan dan permasalahan. Banyak hal-hal yang harus kita ketahui bersama. Contohnya saja Mengapa kebanyakan dari teroris di Indonesia ialah para pemuda ?
Oleh karena itu, sesuai uraian latar belakang diatas di dalam karya tulis ilmiah ini penulis mencoba mengangkat beberapa permasalahan penting dalam menghadapi terorisme terhadap pemuda di Indonesia, yaitu : mengenai bagaimana Sejarah terorisme di Indonesia, Mengapa Para Pemuda Menjadi Target Teroris, Apa faktor penyebab pemuda menjadi teroris, Bagaimana cara teroris merekrut pemuda dan Bagaimana solusi pemuda dalam pemecahan masalahnya.

1.3     TUJUAN
            Adapun tujuan dari pembuatan karya tulis ilmiah ini yaitu untuk memahami peran para pemuda Indonesia menanggapi aksi teroris di Indonesia. Menambah ilmu pengetahuan, khususnya di bidang ilmu politik, Menggambarkan secara umum mengenai sejarah teroris Indonesia, target teroris, faktor penyebab , pengrekrutan pemuda, dan dampak yang ditimbulkan oleh teroris tersebut. Serta mencari solusi dari para pemuda dengan tepat dan cermat terhadap permasalahan teroris secara sederhana.








BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Sejarah Terorisme di indonesia

Sebelum kita beranjak lebih jauh, alangkah baiknya jika kita memahami pengertian teroris terlebih dahulu. Sebagaimana yang telah kita ketahui, Kata “teroris” ( pelaku ) dan terorisme (aksi) berasal dari kata latin’terrere’ yang kurang lebih berarti membuat gemetar atau menggetarkan. Kata ‘teror’ juga bisa menimbulkan kengerian. Tentu saja, kengerian dihati dan pikiran korbannya.
Berbicara tentang terorisme tidak lepas dengan kekerasan atau radikalisme, dari zaman revolusi Prancis sampai sekarang kekerasan terus bermunculan di mana-mana. Dunia ke-tiga menjadi sentral kekerasan yang dilakukan oleh para pelaku terorisme.
Untuk memahami makna terorisme lebih jauh dan mendalam, kiranya perlu dikaji terlebih dahulu terorisme yang dikemukakan baik oleh beberapa lembaga maupun dari yang lainnya, yaitu :

2.1.1   Dalam UU No. 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, bahwa terorisme adalah perbuatan melawan hukum secara sistematis dengan maksud untuk menghancurkan kedaulatan bangsa dan Negara dengan membahayakan bagi badan, nyawa, moral, harta benda dan kemerdekaan orang atau menimbulkan kerusakan umum atau suasana teror atau rasa takut  terhadap orang secara meluas, sehingga terjadi kehancuran terhadap objek-objek vital yang strategis, kebutuhan pokok rakyat, lingkungan hidup, moral, peradaban, rahasia Negara, kebudayaan, pendidikan, perekonomian, teknologi, perindustrian, fasilitas umum, atau fasilitas internasional.
2.1.2   Dalam Kamus Bahasa Indonesia, Terorisme adalah penggunaan kekerasan atau ancaman untuk menurunkan semangat, menakut-nakuti dan menakutkan terutama untuk tujuan politik.
2.1.3   Menurut Konvensi PBB, terorisme adalah segala bentuk tindak kejahatan yang ditujukan langsung kepada Negara dengan maksud menciptakan bentuk teror tehadap orang-orang tertentu atau kelompok orang atau masyarakat luas.
Tindakan terorisme merupakan suatu tindakan yang terencana, terorganisir dan berlaku dimana saja dan kepada siapa saja. Tindakan teror bisa dilakukan dengan berbagai macam cara sesuai kehendak yang melakukan, yakni teror yang berakibat fisik dan/atau non fisik (psikis). Tindakan teror fisik biasanya berakibat pada fisik (badan) seseorang bahkan sampai pada kematian, seperti pemukulan/pengeroyokan, pembunuhan, peledakan bom dan lainnya. Non fisik (psikis) bisa dilakukan dengan penyebaran isu, ancaman, penyendaraan, menakut-nakuti dan sebagainya. Akibat dari tindakan teror, kondisi korban teror mengakibatkan orang atau kelompok orang menjadi merasa tidak aman dan dalam kondisi rasa takut (traumatis). Selain berakibat pada orang atau kelompok orang, bahkan dapat berdampak/berakibat luas pada kehidupan ekonomi, politik dan kedaulatan suatu Negara.

2.2 Para Pemuda Jadi Target Teroris
Dari serangkaian peristiwa terorisme yang hampir berlangsung selama satu dasawarsa (2000-2011) di Indonesia, perlu kita ketahui bahwa terorisme di zaman modern ini banyak macamnya, ada teror melalui surat, sms, telepon dan yang paling populer ialah teror bom. Masih teringat di dalam benak kita akan ledakan Bom Bali 12 Oktober sembilan tahun lalu. Tak lama kemudian terjadi ledakan bom di Kedubes Australia. Teror ini kembali terjadi dan mengguncang Bali, lalu ledakan di Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton, serta ledakan yang heboh yaitu bom buku. Semuanya mengguncang Indonesia terus menerus. Mereka tak pandang bulu mencari mangsa, begitu pun sang pelaku sendiri. Jika kita lihat, siapa saja sih yang bisa menjadi teroris? Siapa saja bisa, baik itu pria, wanita, orang kaya, orang miskin, tua maupun remaja. Ya, remaja. Mereka pun mempunyai nama tersendiri yaitu “Pengantin.” Masih ingat dengan bom bunuh diri yang dilakukan oleh pemuda bernama Dani Dwi Permana di Hotel JW Marriot, dan juga ditahun ini, bom bunuh diri kembali terjadi yang dilakukan oleh pemuda yang bernama Syarifuddin di Masjid Polsek Cirebon. Namun, mengapa harus remaja? Generasi muda atau pemuda merupakan sasaran empuk bagi perkaderan organisasi terorisme. Wajar saja, sebab masa muda merupakan masa di mana ide/paham baru bisa dengan mudah ditanam dalam pikiran mereka. Masa remaja juga ditandai dengan kepribadian yang masih labil. Mereka belum mempunyai prinsip diri yang cukup dan pegangan dalam membentengi diri dari ide/paham yang tidak benar. Dengan demikian, indoktrinasi berjalan sangat lancar, ditambah lagi dengan kemampuan para teroris dalam mendoktrin atau memprovokasi calon kader. Apa saja faktor yang mempengaruhi pemuda tersebut untuk menjadi teroris?
2.3 Faktor Penyebab Pemuda Menjadi Pelaku Teroris
Adapun faktor-faktor pendorong terbentuknya terorisme di Indonesia bukanlah semata-mata untuk kepentingan individu. Sebab, apabila dimotivasi untuk kepentingan individu, maka semestinya hal tersebut apa yang dilakukannya dan tindakannya tidak menyakitkan baik itu diri sendiri maupun orang lain. Adapun faktor-faktor yang mendorong terbentuknya terorisme.
  1. Faktor ekonomi
Kita dapat menarik kesimpulan bahwa faktor ekonomi merupakan motif utama bagi para terorisme dalam menjalankan misi mereka. Keadaan yang semakin tidak menentu dan kehidupan sehari-hari yang membikin resah pemuda untuk melakukan apa saja. Kemiskinan membuat pemuda gerah untuk berbuat yang tidak selayaknya diperbuat seperti; membunuh, mengancam orang, bunuh diri, dan sebagainya.

2.      Faktor sosial
Situasi ini sangat menentukan kepribadian seseorang dalam melakukan setiap kegiatan yang dilakukan. Sistem sosial yang dibentuk oleh kelompok teroris atau garis keras membuat semua orang yang mempunyai tujuan sama dengannya bisa mudah berkomunikasi dan bergabung dalam garis keras atau terorisme.

3.      Faktor Ideologi
Faktor ini yang menjadikan para pemuda yakin dengan apa yang diperbuatnya. Perbuatan yang mereka lakukan berdasarkan dengan apa yang sudah disepakati dari awal dalam perjanjiannya. Dalam setiap kelompok mempunyai misi dan visi masing-masing yang tidak terlepas dengan ideologinya.
Adapun beberapa faktor umum penyebab para pemuda banyak yang menjadi pelaku teror di indonesia karena beberapa permasalahan yaitu :

1)      Frustasinya kaum muda karena banyaknya Sarjana yang menganggur.
2)      Korupsi yang terus menerus yang dilakukan pejabat pemerintah.
3)      Kurangnya perhatian dari orang tua.
4)      Kurangnya pengajaran agama.
5)      Ketidakadilan pemerintah dalam memimpin negara ini.
2.5 Dampak yang akan terjadi
2.5.1        Untuk Para Pemuda
a)      Mereka tidak bisa menikmati indahnya masa remaja.
b)      Mereka tidak bisa melakukan apa yang dilakukan remaja seusianya.
c)      Karena para teroris telah mencuci otak mereka.

2.5.2        Untuk Negara Indonesia
a)      Dapat mencoreng nama baik negara kita di tingkat dunia.
b)      Para investor asing akan semakin takut untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
c)      Pengangguran semakin banyak dan lapangan kerja semakin menyempit.
d)     Pendapatan perkapita Indonesia semakin menurun dan menimbulkan krisis ekonomi.

2.6 Solusi Pemecahan Masalah
Setiap masalah, pasti ada solusinya. Begitu kata pepatah. Pemuda bunga bangsa, peran kita harus nyata berperang terhadap teroris dengan mensosialisasikan bahaya dan gerakan anti terror indonesia serta bukti bahwa kita pelajar bebas dari teroris dan tindakan sejenisnya, lalu ditularkan ke-masyarakat dan pada saatnya kita akan menjadikan Indonesia menjadi negara bebas dari tindak teroris. Masa depan negeri ini tergantung pada kemauan masyarakatnya dan peran pemuda mengubah diri. Adapun solusi untuk mencegah perekrutan remaja dalam terorisme melalui beberapa faktor yaitu :
1.      Keluarga
Orang tua harus mampu memberikan pendidikan agama yang benar kepada anak dan berusaha untuk menciptakan suasana yang kondusif terhadap anak sehingga muncul kepribadian yang positif dari anak.
2.      Masyarakat sekitar
Keluarga hanya bisa memantau anak terbatas di dalam rumah, maka dari perlu juga adanya pengawasan dari masyarakat sekitar.

3.      Pemerintah
Pemerintah bertugas untuk mencegah aksi teror pada remaja. Dengan cara membuka banyak lapangan kerja sehingga tidak ada lagi pengangguran.
Disaat kondisi bangsa seperti ini peran pemuda atau generasi muda sebagai pilar, penggerak dan pengawal jalannya reformasi dan pembangunan sangat diharapkan. Lalu, apakah kita sebagai pemuda hanya perlu duduk diam dan tak berbuat apa-apa? Tentu saja tidak, kan! Kitalah generasi penerus bangsa, harapan pahlawan-pahlawan kita terdahulu. Ingatlah, kita harus bisa berhati-hati dan berusaha untuk membentengi diri sendiri. Semua ini (perekrutan) berasal dari pergaulan kita. Kita harus berhati-hati dalam bergaul, terutama dengan orang yang baru kita kenal. Kuncinya adalah janganlah terlalu mempercayai orang asing (orang yang belum kita kenal dengan baik). Pengetahuan, pendidikan agama, dan pendidikan moral mempunyai peran yang sangat penting dalam mengatasi masalah ini, karena “kepintaran tak akan berarti tanpa moral, sikap baik dan agama.”









BAB III
TEHNIK PENGUMPULAN DATA
Untuk memperoleh suatu kebenaran ilmiah dalam penyusunan karya ilmiah ini, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data dengan cara studi kepustakaan (library research) yaitu mempelajari dan menganalisa secara sistematis buku-buku, surat kabar, internet, peraturan perundang-undangan dan bahan-bahan lain yang berhubungan dengan materi yang dibahas dalam karya tulis ilmiah ini.






















BAB IV
ANALISIS DAN SINTESIS DATA
Data sekunder yang telah diperoleh kemudian dianalisa secara kualitatif yaitu data yang diperoleh kemudian disusun secara sistematis dan selanjutnya dianalisa secara kualitatif untuk mencapai kejelasan masalah yang akan di bahas. Serta mengemukakan solusi jitu dari pemuda mengenai terorisme di Indonesia.


















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

            5.1 SIMPULAN
Sangat jelas bahwa teroris mulai mengancam negara kita sejak dulu, Fakta yang tidak terbantahkan bahwa upaya pemberantasan teroris di Indonesia bukanlah hal yang baru bagi kita.       
        Pencegahan dan penanggulangan terorisme membutuhkan suatu kejasama secara menyeluruh. Selain kualitas dan kuantitas pemuda, maupun aparat yang telah dibentuk pemerintah juga perlu adanya dukungan terhadap kepedulian pemuda, karena dengan melibatkan pemuda penanggulanan dan pencegahan secara dini terhadap seluruh aksi atau kegiatan terorisme dapat dengan mudah diatasi.
Disaat kondisi bangsa seperti ini peran pemuda atau generasi muda sebagai pilar, penggerak dan pengawal jalannya reformasi dan pembangunan sangat diharapkan. Lalu, apakah kita sebagai pemuda hanya perlu duduk diam dan tak berbuat apa-apa? Tentu saja tidak. Kitalah generasi penerus bangsa, harapan pahlawan-pahlawan kita terdahulu. Ingatlah, kita harus bisa berhati-hati dan berusaha untuk membentengi diri sendiri. Semua ini (perekrutan) berasal dari pergaulan kita. Kita harus berhati-hati dalam bergaul, terutama dengan orang yang baru kita kenal. Kuncinya adalah janganlah terlalu mempercayai orang asing (orang yang belum kita kenal dengan baik). Pengetahuan, pendidikan agama, dan pendidikan moral mempunyai peran yang sangat penting dalam mengatasi masalah ini, karena “kepintaran tak akan berarti tanpa moral, sikap baik dan agama.”



5.2 SARAN
            Dalam penanganan masalah Teroris ini dibutuhkan kerja sama dari berbagai pihak yang terkait seperti pengamatan atau patroli oleh para penulis, baik yang amatir maupun yang sudah professional, Membaca surat kabar yang beredar di berbagai media, dan Juga dengan melibatkan fasilitas internet untuk mencari masalah dalam karya tulis Ilmiah ini, selain itu juga dukungan dari semua pihak yang terkait dalam pembentukan karya tulis Ilmiah ini. Tindakan terorisme di Indonesia telah menelan banyak korban jiwa dan harta serta menghancurkan sendi-sendi kehidupan masyarakat. Mengungkap dan mendeteksi secara dini setiap aksi terorisme disarankan :
            Sebagai pelajar, kita harus mengenali, memahami dan mengerti tentang aksi para pelaku Teror yang sangat mengganggu masyarakat sekitar khususnya di Negara kita ini dan dampak yang terdapat di dalamnya, demi meningkatkan kualitas pelajar dan mungkin saja kita bisa menemukan solusi-solusi praktis terhadap penanganan Teroris yang terjadi.
            Kenali bahayanya dan lakukanlah apa yang bisa kita lakukan demi kemajuan bangsa yang lebih baik di masa yang akan datang.













DAFTAR PUSTAKA

                                                   

Menko Polhukam RI, 2006, “Pedoman Operasi Terpadu Dalam Penanganan
 Aksi Terorisme”, Desk Koordinasi Pemberantasan Terorisme, Jakarta.

Mudzakkir,2008,Pengkajian Hukum tentang Perlindungan Hukum bagi korban
Terorisme, Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Hukum dan Hak
Asasi Manusia RI,Jakarta, hlm. 6-7.

Nurdi, Herry. Lobi Zionis dan Rezim Bush : Teroris Teriak Teroris.
Jakarta: Penerbit Hikmah, 2006.

Salam Moch. Faisal, 2005, Motivasi Tindakan Terorisme, Mandar Maju,
Bandung, hlm. 2.

Sekkab Bidang Hukum, 2004, ” Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004
Tentang Pemerintahan Daerah”, Perum Percetakan Negara RI, Cet-1, Jakarta.



Wahid Abdul, dkk, 2004, Kejahatan Terorisme Perspektif Agama, HAM,
Dan Hukum, Penerbit PT. Rafika Aditama, Bandung, hlm. 29-30.




Link Terkait:
http://randikurniawan.blogspot.com/2009/08/meminimalisasi-potensi terorisme
http://www.teririsme/perpu 1_02.htm,diakses


BIODATA PENYUSUN
A. Siswa :

1.      Nama                                 : Mochammad Ilham Abdul.F
Tempat/Tanggal Lahir       : Cimahi, 06 November 1994
Jenis Kelamin                    : Laki-Laki
Golongan Darah                : A
NIS                                   : 091010083
Kelas                                 : XII IPA - 3
Sekolah                            : SMA Negeri 1 Cisarua Bandung
Alamat Rumah                  : Jl.Botani dalam 1 Nomor 10 RT/RW 05/15 Komp.Tani mulya kabupaten Bandung Barat 40552.

Alamat Sekarang               : Asrama Bina Siswa SMA Plus Yayasan Darmaloka     Prov. Jawa Barat. Jl. Terusan Kolonel masturi No.64 Cisarua Kab.Bandung Barat Tlp/Fax (022) 2700397









2.      Nama                                 : Nanang Rois Adnan
Tempat/Tanggal Lahir       : Majalengka, 28 Juni 1994
Jenis Kelamin                    : Laki-Laki
Golongan Darah                : B
NIS                                   : 091010022
Kelas                                 : XII IPS - 1
Sekolah                            : SMA Negeri 1 Cisarua Bandung
Alamat Rumah                  : Desa Beusi Blok Rabu RT/RW 04/04 Nomor 21 –Ligung Kab.Majalengka.

Alamat Sekarang               : Asrama Bina Siswa SMA Plus Yayasan Darmaloka     Prov. Jawa Barat. Jl. Terusan Kolonel masturi No.64 Cisarua Kab.Bandung Barat Tlp/Fax (022) 2700397
















3.      Nama                                 : Wira lesmana
Tempat/Tanggal Lahir       : Bogor, 11 Juni 1993
Jenis Kelamin                    : Laki-Laki
Golongan Darah                : -
NIS                                   : 091010095
Kelas                                 : XII IPA - 3
Sekolah                            : SMA Negeri 1 Cisarua Bandung
Alamat Rumah                  : Kampung Bojong jengkol, RT/RW 02/10 Nomor 59
                                            Desa Cilebut Barat – Sukaraja
                                             Kab.Bogor 16310
Alamat Sekarang               : Asrama Bina Siswa SMA Plus Yayasan Darmaloka     Prov. Jawa Barat. Jl. Terusan Kolonel masturi No.64 Cisarua Kab.Bandung Barat Telp/Fax (022) 2700397.









Pembimbing:


Nama                                       : Yayah Mardiyah S.Pd
Tempat/Tanggal Lahir : Subang, 14 Oktober 1965
Jenis kelamin                           : Perempuan
NIP                                         : 196510141988032004
Alamat Rumah                        : Jl. Cihanjuang No 95 Rt 02 Rw 19 Cimahi
Telepon                                   : (022) 6644763/08122067884
Pangkat/Golongan                  : Pembina, IVa
Unit Kerja                               : SMA Negeri 1 Cisarua Bandung
Alamat Kantor                                    : Jalan Kolonel Masturi 64 Cisarua Bandung Barat
Telepon kantor                        : (022) 2700050
Bidang Keahlian                     : PBM Geografi SMA













LAMPIRAN

Berikut adalah lampiran tentang korupsi di indonesia :
 

1). Salah satu lembaga anti terror Indonesia yang dibentuk pemerintah yang tugasnya memberantas terorisme khususnya yang ada di Negara Indonesia.


 

2). Gambar Pelaku bom bunuhdiri yang bernama Dani Dwi Permana di Hotel JW Marriot.














PROFIL SMAN 1 CISARUA


Prestasi yang telah Dicapai :

2008             Juara II LKTI Ekonomi “Potensi Ekonomi di Jawa Barat”
                     tingkat Jawa Barat.

2009             Juara I LKTI Hari Lingkungan Hidup tingkat Nasional.

2009             Juara harapan I LKTI LAPAN “Antariksa” tingkat Nasional.